Thursday 27 August 2015

Metode Drill Dalam Pembelajaran Matematika



Merujuk pada berbagai pendapat para ahli matematika SD/MI dalam mengembangkan kreatifitas dan kompetensi siswa, maka guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien, sesuai dengan kurikulum dan pola pikir siswa. Dalam mengajarkan matematika, guru harus memahami bahwa kemampuan siswa berbeda-beda, serta tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran matematika. Untuk itu, guru dituntut agar dapat memilih metode yang tepat dengan menyesuaikan materi yang ada dalam menunjang proses belajar mengajar bidang studi matematika.

Tujuan akhir pembelajaran matematika SD/MI yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memperoleh suatu ketangkasan dan keterampilan biasanya diperlukan adanya drill atau latihan berkali-kali atau terus menerus terhadap apa yang telah dipelajari, karena dengan melakukannya secara teratur, pengetahuan tersebut dapat disempurnakan.

Penerapan metode latihan atau drill dalam pembelajaran matematika ini sangat tepat digunakan sebagai salah satu pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika yang menuntut siswa untuk teliti dalam menjawab soal yang guru berikan, dan salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika adalah mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi dan sebagainya. Artinya, melalui metode drill atau latihan, pemahaman siswa akan lebih baik dan lebih mandalam, dapat mengembangkan kemampuan menghitung, serta dapat menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam prosesnya, agar penerapan metode drill dalam pembelajaran matematikaberlangsung secara efektif dan efisien, maka perlu adanya langkah-langkah yang harus diperhatikan, antara lain:
1) Metode drill digunakan untuk tindakan yang dilakukan secara otomatis.

2) Guru harus memilih latihan yang memiliki arti luas, yaitu yang dapat menanamkan pengertian, pemahaman akan maksud dan tujuan latihan sebelum siswa melakukannya.

3) Guru perlu mengutamakan ketetapan, agar siswa melakukan latihan secara tepat.

4) Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan.

5) Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara klasikal,sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secar perorangan pula.

Nah, hanya itu yang bisa saya sampaikan. selamat mencoba teman-teman.

No comments:

Post a Comment